Satelit-satelit seperti Hubble Space Telescope dan Stasiun Luar
Angkasa Internasional menghadapi ancaman badai meteor yang diperkirakan
terkuat dalam satu dekade ini.
Hubble Space Telescope adalah
teleskop luar angkasa yang dibawa ke antariksa oleh pesawat luar angkasa
pada April 1990. Teleskop tersebut mengambil nama astronom Amerika
Edwin Hubble.
Para astronom di Badan Antariksa Amerika Serikat
(NASA) memperkirakan badai meteor yang bakal terjadi selama tujuh jam
tahun depan bisa menghantam satelit di luar angkasa dan merusak
peralatan elektronik di dalam satelit tersebut.
Para ilmuwan NASA mengatakan badai yang berisi puing-puing komet
tersebut akan menghasilkan pemandangan spektakuler bagi orang-orang yang
suka melihat bintang di angkasa.
NASA mengatakan badai yang
melewati orbit bumi di sekitar matahari setiap Oktober datang dari hujan
meteor yang disebut Draconids. Nama Draconids diambil karena
meteor-meteor tersebut mengalir dari arah peta bintang Draco. Hujan
tersebut juga diberi nama Giacobinids karena mengambil nama dari komet
yang melempar mereka, Giacobini-Zinner.
Para ilmuwan di NASA
mengaku belum tahu seberapa serius dampak dari badai tersebut. Tetapi
para operator pesawat-pesawat luar angkasa telah diberitahu agar
mengembangkan mekanisme pertahanan diri.
NASA pun saat ini sedang
mempertimbangkan untuk memindahkan stasiun luar angkasa internasional
dan Hubble Space Telescope ke wilayah yang kemungkinan tidak terkena
badai.
Perjalanan luar angkasa juga bisa dilarang sampai ancaman badai meteor tersebut berakhir.
Selain
ancaman fisik ketika badai menghantam secara langsung, gelombang medan
listrik statik dari badai tersebut bisa membakar peralatan elektronik
yang vital.
Intensitas badai biasanya rendah tiap tahun, tetapi
bisa meningkat secara drastis setiap 13 tahun ketika bumi melewati
wilayah terpadat dalam aliran tersebut.
Intensitas tertinggi
terjadi pada 1933 ketika badai mengeluarkan 54 ribu meteor per jam.
Sementara, pada 1946, tercatat 10 ribu meteor.
Jumlah meteor terbanyak dalam badai tersebut pada 1998 mencapai ratusan setiap jam.
Dr
William Cooke dari Meteoroid Environment Office NASA di Alabama
mengatakan pihaknya sudah menyiapkan langkah antisipatif untuk
menghindari masalah akibat badai tersebut.
Menurut prediksi dari
program komputer COoke menyimpulkan ratusan meteor per jam bisa terlihat
dari bumi pada 8 Oktober tahun depan.
“Sebelumnya, kami tidak
mengetahui apa yang terjadi. Kini kami bisa merasa lebih lega,” ujar
Cooke. “Kami sudah bekerja sama dengan program-program NASA (lainnya)
untuk mengatasi risiko terhadap pesawat luar angkasa.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar